Pages

Bisnis Tanpa Iuran Bulanan

Super Excellent Network Bersama Meraih Kebebasan Finansial Yang Sebenarnya

Sunday, September 16, 2012

Penelitian Kualitatif Bag II


A.    Perbandingan tataran Filosofis
Kedua aliran filsafat tersebut terus berkembang dengan dukungan prngikut-pengikutnya, yang dalam wacana metodologi penelitian telah mendorong lahirnya paradigma penelitian kuantitatif (positivisme) dan paradigma penelitian kualitatif (fenomenologi). Kedua paradigma pendekatan penelitian tersebut nampak sekali mempunyai asumsi/aksioma dasar filosofis dan paradigma berbeda yang menurut Lincoln dan Guba perbedaan tersebut terletak dalam asumsi/aksioma tentang kenyataan, hubungan pencari tahu dengan tahu (yang diketahui), generalisasi, kausalitas, dan masalah nilai.
Dalam pandangan positivisme dari sudut ontologi meyakini bahwa realitas merupakan suatu yang tunggal dan dapat dipecah-pecah untuk dipelajari/dipahami secara bebas, obyek yang diteliti bisa dieliminasikan dari obyek-obyek lainnya, sedangkan dalam pandangan fenomenologi kenyataan itu merupakan suatu yang utuh, oleh karena itu obyek harus dilihat dalam suatu konteks natural tidak dalam bentuk yang terfragmentasi.
Dari sudut epistemologi, positivisme mensyaratkan adanya dualisme antara subyek peneliti dengan obyek yang ditelitinya, pemilahan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh hasil yang obyektif, sementara itu dalam pandangan Fenomenologis subyek dan obyek tidak dapat dipisahkan dan aktif bersama dalam memahami berbagai gejala. Dari sudut aksiologi, positivisme mensyaratkan agar penelitian itu bebas nilai agar dicapai obyektivitas konsep-konsep dan hukum-hukum sehingga tingkat keberlakuannya bebas tempat dan waktu, sedangkan dalam pandangan fenomenologi penelitian itu terikat oleh nilai sehinggan hasil suatu penelitian harus dilihat sesuai konteks.
B.    Perbandingan tataran Metodologis
Memahami landasan filosofis penelitian kualitatif dalam perbandingannya dengan penelitian kuantitatif merupakan hal yang penting sebagai dasar bagi pemahaman yang tepat terhadap penelitian kualitatif, namun demikian bagi seorang peneliti penguasaan dalam tingkatan operasional lebih diperlukan lagi agar dalam pelaksanaan penelitian tidak terjadi kerancuan metodologis, dan penelitian benar-benar dilaksanakan dalam suatu bingkai pendekatan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam tataran metodologis perbedaan landasan filosofis terefleksikan dalam perbedaan metode penelitian, dimana positivisme dimanifestasikan dalam metode penelitian kuantitatif sedangkan fenomenologi dimanifestasikan dalam metode penelitian kualitatif. Kedua pendekatan ini sering diposisikan secara diametral, meskipun belakangan ini terdapat upaya untuk menggabungkannya baik dalam bentuk paralelisasi maupun kombinasi, adapun perbedaan antara metode kuantitatif dengan kualitatif adalah sebagai berikut :
Metode Kuantitatif
1. Menggunakan hiopotesis yang ditentukan sejak awal penelitian
2. Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal
3. Reduksi data menjadi angka-angka
4. Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh melalui instrumen penelitian
5. Penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan statistik
6. Mengunakan deskripsi prosedur yang jelas (terinci)
7. sampling random
8. Desain/kontrol statistik atas variabel eksternal
9. Menggunakan desain khusus untuk mengontrol bias prosedur
10. Menyimpulkan hasil menggunakan statistik
11. Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk dianalisis
12. Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks
Metode Kualitatif
1. Hipotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian
2. Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung
3. Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
4. Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
5. Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan
6. Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi
7. Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
8. Sampling purposive
9. Menggunakan analisis logis dalam mengontrol variabel ekstern
10. Mengandalkan peneliti dalam mengontrol bias
11. Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata
12. Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan
13. Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah /membiarkan keadaan aslinya

No comments:

Post a Comment